Feeds:
Pos
Komentar
KARENA PUTRA BANGSA PENGEMBAN AMANAH ITU AKAN SELALU ADA ...
(memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional)

Merah Putih …. Ya! Kita punya asset terbesar yang wajib dijaga. Warisan para pejuang muda terdahulu kita yang cukup besar pengorbanannya. Saat ini, entah seberapa besar perasaan itu kita punya dan sejauh mana semangat jiwa kita ada demi bangsa. Jika karena keengganan dan kebodohan kita sang saka itu urung berkibar, bahkan di tanah airnya sendiri.

Hari ini, aku teringat beberapa kisah indah bersama merah-putihku. Semasa SMA, setidaknya aku pernah bangga berada di salah satu puncak gunung (kabarnya, terendah di Jatim) dan mengikuti upacara bendera. Padahal aku bukan siswi pecinta alam. Cukup menguras tenaga untuk bisa sampai puncak. Dengan ransel berat dan jalan yang terus saja naik sampai tingkat kemiringan 90 derajat, akhirnya kita bisa sampai puncak tepat saat matahari terbit. Segala lelah dan sakit sekejap hilang … tanpa bekas. Kenangan itu mungkin tak disadari secara langsung oleh teman-temanku atau bahkan hanya hal yang biasa buat mereka. Turun gunung pun kami masih harus memungut sampah di setiap jalan yang terlewati. Bukan jalan biasa … tapi jalan setapak, jalan terjal berbatu, jalan ladang dan jalan yang tidak sengaja terbentuk karena bekas longsor atau bekas aliran air. Sempat tak terlupakan saat itu, beberapa temanku jatuh terguling-guling seperti ban yang menggelinding di turunan jalan,haha… Namun seketika itu aku tersadar … bahwa jiwa kebangsaan itu ada pada teman-temanku yang mengikuti misi tersebut. Tak perlu berucap, tak perlu berjanji tapi berbuatlah sesuatu !

Selanjutnya, saat aku masih menjadi siswi di salah satu studio tari … setiap pergelaran itu kulewati dengan makna yang cukup dalam. Ketika aku menjadi lakon panggung membawa misi budaya yang beraneka ragam. Tak henti aku bersyukur saat aku merasakan jiwa dalam lagu dan gerak daerah itu menyatu pada kalbuku. Saat yang paling membuatku bangga, ketika aku menari disaksikan oleh duta besar/perwakilan negara asing yang berdecak kagum melihat ragam harmoni bangsa ini. Dipungkiri atau tidak, mereka tak pernah memiliki budaya seindah negeri kita. Allah sungguh menyayangi Indonesiaku karena tidak ada negeri yang bisa sepertinya. Tak perlu berucap, tak perlu berjanji tapi berbuatlah sesuatu !

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

Karena mempertahankan lebih sulit daripada meraih …

Dan rasullullah bersabda : Hubbul Wathon Minal Iman

(Cinta Tanah Air adalah Bagian dari Iman)

SO, CERITA BERSAMA MERAH-PUTIH APA YANG KALIAN PUNYA ??

Bertanyalah orang Khowarij dengan Sayyidina Ali :
Orang Khowarij : “ Ya Ali, lebih utama manakah ilmu atau harta benda ?
Sayyidina Ali : “ Ilmu lebih utama daripada harta benda “
Orang Khowarij : ” Mana dalilnya ? ”
Sayyidina Ali : ” Orang yang mempunyai ilmu dapat memberikan syafaat pada hari kiamat dan orang yang kaya harta akan dihisab pada hari kiamat ”
Orang Khowarij bertanya lagi : “ Ya Ali, lebih utama manakah ilmu atau harta benda ? “
Sayyidina Ali : ” Ilmu itu menerangi hati dan harta benda itu mengeraskan hati ”
Sayyidina Ali : “ Ilmu lebih utama daripada harta benda “
Orang Khowarij bertanya : ” Mana dalilnya ? ”
Lalu Sayyidina Ali ditanya lagi oleh orang Khowarij itu : ” Manakah yang lebih utama antara ilmu dengan harta ? ”
Sayyidina Ali : “ Ilmu lebih utama daripada harta benda “
Orang Khowarij : ” Mana dalilnya ? ”
Sayyidina Ali : ” Orang berilmu itu hidup langgeng meskipun dibawah gunung yang hancur lebur ”
Kemudian orang Khowarij bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama namun ia selalu meminta Sayyidina Ali menjelaskan dengan dalil yang berbeda.
Orang Khowarij : “ Apakah ilmu itu lebih utama daripada harta benda ? “
Sayyidina Ali : “ Ilmu lebih utama daripada harta benda “
Orang Khowarij : ” Mana dalilnya ? ”
Sayyidina Ali : ” Orang yang berilmu dipanggil dengan penghambaan kepada Allah dan orang yang mempunyai harta benda dipanggil dengan membanggakan diri (sombong) ”
Kemudian setelah semua orang Khowarij itu memberikan pertanyaan lalu Sayyidina Ali berkata : ” Seandainya kamu semua bertanya tentang mana yang lebih utama antara ilmu dengan harta, selama aku masih hidup pasti aku jawab dengan dalil yang berbeda-beda ”

Nabi Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya juga menyinggung mengenai persoalan ilmu. Beliau bersabda bahwa ” sebaik-baik sesuatu yang ditinggalkan manusia setelah ia meninggal dunia ada tiga yaitu anak sholeh yang mau mendo’akan mereka, shodaqoh yang mengalir pahalanya pada mereka adan ilmu yang bermanfaat dengannya dari orang yang sesudahnya ”

Berdasarkan hal tersebut diatas, didapatkan kesimpulan bahwa ilmu lebih utama dari harta benda dan keutamaan ilmu merupakan alat untuk membangun jiwa. Karena ilmulah yang dapat mendidik manusia menjadi insan yang bermanfaat ucapannya, pikirannya, perasaannya, halnya dan harta bendanya bisa menjadi rahmatan lil alamin. Ilmu jualah yang bisa membantu kita membaca atau memahami ayat-ayat Allah. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa memberikan atau menghasilkan sesuatu yang berguna tidak hanya bagi diri sendiri tetapi bagi seluruh alam tanpa membedakan agama, ras dan negaranya.

Ilmu bisa ditemukan dan diperoleh melalui pendidikan. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya sadar akan pentingnya pendidikan untuk membangun jiwa kita serta menginsyafi pentingnya menuntut ilmu baik dunia dan akhirat menuju kebangkitan bangsa dan negara.

(dikutip dari tulisan Listyati Setyo Palupi, Majalah Dhibra Al-Kautsar ed.20 : Shiddiqiyyah dengan perubahan seperlunya)

Salah satu kegiatan PHK A-3 Jurusan Akuntansi di kampusku adalah peningkatan ketrampilan Praktek Akuntansi dan Auditing Mahasiswa dengan melakukan kerjasama dengan SAP University Alliance Program (UAP). SAP (Systems, Applications dan Products in Data Processing) merupakan salah satu pemimpin tingkat dunia untuk piranti lunak ERP (Enterprises Resource Planning). Jika kita melihat, ada lebih dari 150 perusahaan Indonesia yang telah mengimplementasikan aplikasi SAP sebagai alat pengintegrasian proses teknologi informasi di perusahaan.

Hari pertama lokakarya, aku hanya berbekal rasa penasaran terhadap software tersebut. Bagaimana tidak, begitu dahsyat gosipnya di kalangan dosen-dosen tercintaku, membuat aku tak habis pikir seperti apa sebenarnya ‘makhluk’ bernama SAP tersebut. Dan ketika menu SAP Easy Access ku…klik! Mataku hanya bisa terkedip-kedip (hehe, saking kagetnya mungkin). Begitu banyak struktur yang sudah terancang di dalamnya seperti navigasi, systemwide concepts, logistics, financials, human capital management dan mySAP technology. Membayangkan pembuatnya, mungkin otaknya udah cair kaya air dan yang jelas….ga bunyi “dhonk..dhonk”.

Hari kedua sampai keempat, tak bosan-bosannya kuikuti terus tahap demi tahap pengoperasian software yang lagi booming tersebut. Bersama Bapak Iwan Tri Tjahjono (thanks ya Pak..) kegiatan itu berlangsung suangat atraktif. Sesekali aku dan teman-temanku berisik hanya gara-gara sebuah ketakjuban melihat aplikasinya yang complicated ! Serasa jadi orang terbelakang yang terheran-heran dengan yang namanya SAP. Apalagi karena ada email intranetnya, tiap kali lokakarya kita kadang keasyikan kirim-kiriman email antar key-user,hehe….

Terlepas dari program ABAP, BAPI de el el yang berada di dalamnya (karena saya bukan ahlinya sistem), SAP merupakan perusahaan terkemuka penyedia solusi software e-bisnis. Dengan platform solusi bisnis mySAP solutions, para pelaku bisnis di seluruh dunia telah mendapatkan manfaat hubungan “supply chain” yang lebih baik dengan customer dan para partnernya dan operasi perusahaan yang efisien & efektif (dikutip dari Metrodata).

Pada saat sertifikasi, ujian bersifat open book dengan 70 soal multiple choice. Kita bisa dinyatakan lulus jika mencapai tingkat ≥70% atau 49 soal terjawab dengan benar dalam waktu 2 jam. Tak perlu tergesa-gesa, soal yang masih diragukan jawabannya dapat kita lewati dan soal baru terbuka. Yang bikin sebel, antara key-user satu dengan yang lain tidak akan mendapat soal yang sama alias diacak. Jadinya, ga bisa contekan boq… tapi kalo ga ketahuan ….. minta tolong dikit juga ga papa …. Dan yang bikin rada garuk-garuk kepala… soalnya berbahasa Inggris. Yaa…transtool mendadak jadinya.

Hasilnya, alhamdulilah aku bisa lulus. Pengalaman ini tidak akan terlupakan mungkin berlaku pula terhadap teman-teman yang satu kloter ma aku. Salut dech buat Tim Eager kampusku yang berhasil mengimplementasikan kegiatan ini. So, buat para pembaca (siapapun, dimanapun dan kapanpun) …rada promosi dikit ga papa ya… Bagi yang berminat mengikuti jejak saya (yang baek-baek aja) untuk Lokakarya dan Sertifikasi SAP, silakan langsung ke :

Ibu Nurmala/Luciana Spica

Tim Eager Jurusan Akuntansi STIE Perbanas Surabaya

Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya (031-5947151,5947152)